Konsep Kewirausahaan dan Karakteristik Kewirausahaan

Job Reference Konsep Kewirausahaan
Job Reference Wirausaha
I. Konsep Kewirausahaan dan Karakteristik Kewirausahaan
  1. Definisi Wirausaha dan Kewirausahaan
  2. Karakteristik Pribadi Wirausaha
  3. Peran Wirausaha Bagi Lingkungannya
  4. Mitos dalam Kewirausahaan
  5. Wirausaha, Manajer dan Organisasi 


KONSEP DAN KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN

I. Definisi Wirausaha dan Kewirausahaan

Wirausaha adalah orang yang mengambil resiko dengan jalan membeli barang sekarang dan menjual kemudian dengan harga yang tidak pasti (Cantillon).

Wirausaha adalah orang yang memindahkan sumber-sumber ekonomi dari daerah dengan produktivitas rendah ke daerah dengan produktivitas dan hasil lebih tinggi (J.B Say).

Wirausaha adalah orang yang menciptakan cara baru dalam mengorganisasikan proses produksi (Schumpeter).

Tugas Wirausaha adalah melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda, bukan hanya sekadar dengan cara yang lebih baik.

II. Karakteristik Pribadi Wirausaha

Sifat kepribadian wirausaha dipelajari guna mengetahui karakteristik perorangan yang membedakan seorang wirausaha dan bukan wirausaha.

David McCleland mengindikasikan ada korelasi positif antara tingkah laku orang yang memiliki motif prestasi tinggi dengan tingkah laku wirausaha.

Karakteristik orang-orang yang mempunyai motif prestasi tinggi adalah:

1. Memilih resiko “moderate” Dalam tindakannya dia memilih melakukan sesuatu yang ada tantangannya, namun dengan cukup kemungkinan untuk berhasil.

2. Mengambil tanggung jawab pribadi atas perbuatan-perbuatan. Artinya kecil sekali kecenderungan untuk mencari “kambing hitam” atas kegagalan atau kesalahan yang dilakukannya.

3. Mencari umpan balik (feed back) tentang perbuatan-perbuatannya.

4. Berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara baru.

Upaya untuk mengungkapkan karakteristik utama wirausaha juga dilakukan oleh para ahli dengan menggunakan teori letak kendali (locus of control) yang dikemukakan oleh J.B. Rotter. Teori letak kendali menggambarkan bagaimana meletakkan sebab dari suatu kejadian dalam hidupnya. Apakah sebab kejadian tersebut oleh faktor dalam dirinya dan dalam lingkup kendalinya atau faktor diluar kendalinya.

Dua kategori letak kendali menurut Rotter yaitu:

- Internal

Orang yang beranggapan bahwa dirinya mempunyai kendali atas apa yang akan dicapainya. Karakteristik ini sejalan dengan karakteristik wirausaha seperti lebih cepat mau menerima pembaharuan (inovasi).

- Eksternal

Orang yang beranggapan keberhasilan tidak semata tergantung pada usaha seseorang, melainkan juga oleh keberuntungan, nasib, atau ketergantungan pada pihak lain, karena adanya kekuatan besar disekeliling seseorang.

Management Systems International menyebutkan karakteristik pribadi wirausaha (personal entrepreneurial characteristics) sebagai berikut:

1. Mencari peluang

2. Keuletan

3. Tanggungjawab terhadap pekerjaan

4. Tuntutan atas kualitas dan efisiensi

5. Pengambilan resiko

6. Menetapkan sasaran

7. Mencari informasi

8. Perencanaan yang sistematis dan pengawasannya

9. Persuasi dan jejaring/koneksi

10. Percaya diri

III. Peran Wirausaha Bagi Lingkungannya

Dalam pandangan Schumpeter, seorang wirausaha adalah inovator. Hanya seseorang yang sedang melakukan inovasi yang dapat disebut sebagai wirausaha. Mereka yang tidak lagi melakukan inovasi, walaupun pernah, tidak dapat lagi dianggap sebagai wirausaha. Wirausaha bukanlah jabatan, melainkan suatu peran.

Berdasarkan pengertian tentang wirausaha yang telah dibahas sebelumnya dapat disimpulkan bahwa peran wirausaha yang utama bagi lingkungannya adalah sebagai berikut:

- Memperbaharui dengan “merusak secara kreatif”.

Dengan keberaniannya melihat dan mengubah apa yang sudah dianggap mapan, rutin, dan memuaskan.

- Inovator

Menghadirkan hal yang baru di masyarakat.

- Mengambil dan memperhitungkan resiko
- Mencari peluang dan memanfaatkannya
- Menciptakan organisasi baru


IV. Mitos dalam Kewirausahaan

Berikut ini rincian mitos kewirausahaan yang dikumpulkan oleh Michael Robert dan Alan Weiss, dan sejumlah bukti yang dikumpulkan dari berbagai sumber yang menetang mitos tersebut.

1. Wirausaha adalah pengambil resiko besar.

- Wirausaha bukan pengambil resiko besar, melainkan seorang yang menghitung resiko yang akan diambilnya. Tantangan ada namun dengan upaya akan dapat dicapai.

- Wirausaha bijaksana dalam memilih resiko dan bukan penjudi.

2. Wirausaha adalah pemilik usaha, bukan pegawai.

- Yang mengubah restoran “fast food” McDonald’s menjadi raja dibidang “franchising” adalah Ray Kroc, pimpinan perusahaan, dan bukan pemiliknya yaitu McDonald bersaudara.

- Intrepreneur di dalam perusahaan bukanlah pemilik.

3. Inovasi hanya di perusahaan kecil.

- Inovasi dilakukan dengan ketrampilan atau keahlian dan bukan pembawaan atau milik budaya tertentu. Ia dilakukan dimana-mana.

- Musuh inovasi adalah birokrasi yang terdapat di perusahaan besar ataupun kecil.

4. Inovasi adalah gagasan besar.

Sebagian keberhasilan besar dimulai dari gagasan baru yang sederhana, misalnya “walkman” muncul sebagai produk baru yang sukses berasal dari keinginan tetap mendengar musik secara pribadi selagi berolahraga.

5. Wirausaha adalah pencetus gagasan saja.

Seorang inovator terjun langsung menerapkan gagasannya.

6. Wirausaha menyediakan sarananya termasuk modal sendiri.
- Wirausaha tidak sama dengan kapitalis.

- Wirausaha menggunakan sarana yang ada dengan cara baru.

7. Inovasi datang mencuat bagai kilat dari seorang genius.

- Ray Kroc memperbaharui bisnis hamburger dengan mengadakan pengamatan terus-menerus atas restoran McDonald’s.

- Fred Smith menghasilkan “undergraduate thesis” model distribusi barang kiriman kecil (parcel) dari pengamatan di kantor pos dan perusahaan pengiriman UPS. Thesisnya dinilai C- oleh dosennya, namun gagasannya setelah diterapkan menjadi perusahaan Federal Express yang sangat sukses.

8. Wirausaha dilahirkan dan kewirausahaan tidak dapat dilatihkan.

Seperti ketrampilan dokter atau pengacara, ketrampilan kewirausahaan dapat dilatihkan.

V. Wirausaha, Manajer dan Organisasi

Peran wirausaha pendiri adalah melahirkan suatu organisasi baru, baik sendiri maupun bersama suatu kelompok. Setelah lahir maka wirausaha pendiri melakukan upaya pengembangan organisasi hingga sampai organisasi tidak lagi tergantung pada pendiri. Pelaksanaan organisasi memerlukan manajemen yang menguatkan organisasi dengan sistem manajemen dan mengurangi ketidak-pastian dan ketergantungan pada faktor subjektivitas pendiri.


Dalam diagram berikut ini diperlihatkan bagaimana orientasi manajemen, yang menciptakan birokrasi, yang berbeda dengan orientasi kewirausahaan, yang menciptakan inovasi:

Berdasarkan gambar diatas, manajemen dan kewirausahaan diperlukan dalam organisasi yang ingin sukses. Dalam tabel berikut dapat digambarkan bagaimana penggabungannya untuk dapat menghasilkan organisasi yang ideal.

Pengembangan sistem dan budaya organisasi harus dapat menampung manajemen yang baik dan juga adanya kewirausahaan. Salah satu pola yang ada untuk menampung kewirausahaan di dalam organisasi mapan adalah wirausaha-intra (intrapreneurs). Pengembangan kewirausahaan di dalam perusahaan dapat terjadi pada tiga tingkatan, yaitu:

- Individual (intrapreneurs / product champions)
- Kelompok kerja (entrepreneurial team / skunworks)
- Oganisasi / Perusahaan (entrepreneurial organization)

Di Indonesia tidak jarang ditemui perusahaan yang berada dalam kotak “Tidak Layak Untuk Terus” yaitu baik manajemen dan kewirausahaan yang dimilikinya belum cukup menyiapkan manajemennya dan sudah “meninggalkan” perusahaan untuk membangun bisnis baru. Wirausaha pendiri dapat dianggap sempurna bila organisasi yang didirikannya dapat mencapai kotak “ideal” yaitu baik manajemennya dan kewirausahaan organisasinya dalam taraf “baik”.

Selanjutnya Baca Juga : 

Related Posts

Subscribe Our Newsletter